Penguatan Kompetensi Widyaiswara Teknis Keagamaan Jadi Fokus Pembahasan dalam BM ke LAN
  • BDK Denpasar
  • 24 September 2024
  • 47x Dilihat
  • Opini

Penguatan Kompetensi Widyaiswara Teknis Keagamaan Jadi Fokus Pembahasan dalam BM ke LAN

Jakarta, 20 September 2024 – Tim Efektif Proyek Perubahan Balai Diklat Keagamaan Denpasar menyelenggarakan Benchmarking (BM) ke Lembaga Administrasi Negara pada tanggal 20 September. BM ini membahas strategi pengembangan kompetensi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), khususnya Widyaiswara Teknis Keagamaan. Kegiatan ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari LAN yakni Pusat Pengembangan Kompetensi Teknis dan Sosial Kultural ASN, Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Nasional dan Manajeria ASN, Biro SDM dan Umum, serta Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Bidang Pengembangan Kompetensi Pegawai ASN

 

Tim yang berkunjung memperoleh masukan dan informasi-informasi tentang strategi pengembangan kompetensi SDM (JF Widyaiswara) dan regulasi yang perlu dipedomani nantinya dalam menyusun pedoman Standar Kompetensi Widyaiswara Teknis Keagamaan serta roadmap strategi pengembangan kompetensi dimaksud.

 

Dalam sesi tanya jawab bersama Ibu Loga dan Pak Sofyan dari Pusat Pengembangan Kompetensi Teknis dan Sosial Kultural ASN, disoroti pentingnya memperkuat latar belakang proyek perubahan dalam pengembangan kompetensi Widyaiswara Teknis Keagamaan. Pengembangan ini harus selaras dengan visi dan misi Kementerian Agama, termasuk analisis terhadap kebutuhan standar kompetensi Widyaiswara. Salah satu usulan yang mencuat adalah pemetaan standar kompetensi berdasarkan jabatan Widyaiswara, baik yang diangkat dari penyetaraan jabatan lain maupun yang berasal dari formasi asli Widyaiswara. Pendekatan seperti FGD dan survei nasional melibatkan stakeholder diusulkan untuk memperoleh data yang akurat.

 

Selain itu, diskusi dengan Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Nasional bersama Pak Deni, Ibu Sri, dan Ibu Lala menyoroti pengembangan kompetensi Widyaiswara melalui metode blended learning. Metode ini memadukan pembelajaran mandiri dengan klasikal, serta berbagai kegiatan di luar tugas mengajar, seperti webinar dan pelatihan coaching mentoring.

 

Pada sesi bersama Biro SDM, Bapak Awan dan tim menekankan pentingnya penyelarasan pengembangan kompetensi dengan kebutuhan organisasi. Kajian terhadap kebutuhan SDM serta pemetaan gap kompetensi menjadi langkah krusial untuk mendukung target kinerja lembaga. Metode penilaian diri dan dialog kinerja menjadi bagian dari upaya untuk memastikan bahwa kompetensi Widyaiswara terus berkembang sesuai dengan kebutuhan institusi.

 

Terakhir, sesi diskusi bersama Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Bidang Pengembangan Kompetensi Pegawai ASN bersama Pak Iwan, Ibu Siti, Ibu Ani membahas dasar pengembangan kompetensi ASN, teknik pengumpulan data untuk analisis kebutuhan kompetensi dan beberapa regulasi yang dapat menjadi acuan dalam pengembangan kompetensi ASN.

 

Hasil dari BM LAN ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam penyusunan kebijakan pengembangan kompetensi ASN, khususnya Widyaiswara Teknis Keagamaan, dengan memperhatikan standar kompetensi wajib dan kebutuhan instansi.