Media TIK II- Pembangunan Bidang Agama
Pada tanggal 6 Agustus 2020, Bapak Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Dr.H. Mahsusi, MM membuka pelaksanaan Pelatihan Jarak Jauh Media Pembelajaran Berbasis TIK Angkatan III yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Denpasar. Setelah membuka materi beliau menyampaikan materi “Pembangunan Bidang Agama”. Beberapa poin dari penyampaian materi beliau, yaitu :
Sebagai awal materi bapak Kapusdiklat mengapresiasi kegaiatan ini dari keberhasilan panitia dalam mempersipakan diklat dan keikutsertaan para peserta, setelah itu bapak Kapusdiklat menekankan kepada para Panitia dan peserta untuk mengikuti proses pelatihan dalam bentuk virtual ini dengan baik, boleh berbeda dari sisi penugasannya ,sistem pembelajaran namun harus menekankan mutu karena mutu perlu kita jaga agar tidak ada kesan bahwa atau pelatihan dalam bentuk virtual ini tidak serius. Pelatihan yang benar dan juga proses penentuan kelulusan nya Benar Jadi tidak boleh ada terjadi misalnya ada seorang peserta PJJ daftar ikut pembukaan lalu dia lupa karena banyak tugas lalu ikut lagi nanti di dalam penutupan tiba-tiba dinyatakan lulus. Pelatihan pendidikan sekarang sudah di pisah dengan kata pelatihan karena pendidikan ini lebih kepada pendidikan formal waktunya lebih lama untuk memenuhi SDM di masa mendatang, tapi kalau pelatihan-pelatihan Waktunya pendek lebih fokus pada skill dan teknis kemudian diperuntukkan memenuhi kebutuhan SDM sekarang atau masa kini artinya setelah Bapak berlatih dalam bentuk multimedia ini sepulang berlatih bisa menerapkan teknik dan skill terkait dengan pemanfaatan multimedia tersebut sehingga diimplementasikan di tempat kerja masing-masing. PJJ ini harus sebagai Pelaihan dan pengembangan, sehingga akan menghasilkan Output SDM yang kompeten dan Profesional, kompeten ini memenuhi standandar kompetensi sedangkan profesioanal adalah orang yg bisa bekerja dengan baik, sebenarnya profesiaonal adalah turunan dari taksonomi BLOOM , ada tiga ranah yang harus di tingkatkan, dengan menyatukan ketiga ranah ini maka akan menghasilkan hasil yang professional. Banyak guru yang tau dan bisa tetapi tidak mau maka ini tidak akan ketemu kata Profesional, misalnya RPP banyak guru yang mengalami kedaan seperti itu sehingga RPP tidak ada. Jadi kalau ada guru yg tidak bisa menyatukan 3 ranah maka akan membuat dunia pendididkan jadi rumit.
PJJ sama dengan pelatihan non klasikal standar harus sama dengan klasikal, dan pelatihan harus menghasilkan lulusan yang memujudlan SDM yang unggul dan berprestasi, maka akan bertampak ke kementraian agama secara simultan. Kementerian agama memiliki bidang mengelola yang bernuansa agama, mulai dari KUA, Kemenag, Guru Agama, ada 2 program yang terkait dengan guru langsung yaitu yg pertama pembangunan bidang agama dan yang kedua pembangunan bidan agama dan keagaaman, dalam bidang pembangunan bidang agama memiliki target ada dua yang pertama peningkatan iman dan taqwa terhadap agama masing-masing, yang kedua targetnya terwujudnya umat yang rukun dan damai, sehingga muncul istilah kerukunan umat dan beragama. Untuk mewujudakan program kemeteraian agama ada renstra yaitu moderasi beragama, bagaimana umat bisa beragama secara modrat tidak extrim, maka kemeterian gama mengacu kepada standar nasional dengan regulasi Negara, misalnya Negara kita bukan Negara sekuler, yaitu Negara yang memisahkan agama dengan Negara, jadi aneh kalau ada isu Negara akan menghapus pelajaran agama. Negara kita bukan Negara teogratis yaitu Negara yng menjadikan agama sebagai dasar Negara, dasar Negara kita adalah pancasila, bukan Negara sekuler, teokratis tetapi kita hidup di NKRI dengan dasar Pancasila yang pemerintah melindungi umat Bergama untuk beribadah sesui dengan agama yang di anut. Dulau ada namanya P4 dan BP7 , dengan di berhentikannya P4 dan BP7 banyak timbul penapsiaran sehingga Negara ingin mengembalikan ruh pancasila dalambentuk BPIP. Negara kita heterogen dengan keberagaman agma, suku, adat sehingga timbul keberagamana anatar umat Beragam. Cara merawat kerukunan, Mari kita hargai perbedaan, sebab mengaragai keberagaman pentik untuk membangun sikap toleransi yang kedua kita harus mencegak sikap inteleransi dan radikalisme, maka mari kita bersikap moderat dengan tidak extrim kekanan dan kekiri, maka mari sesame umat Bergama saling toleransi, jaangan hanya perbedaan cara ibadah menimbulkan perpecahan, keragaman harus kita hargai. Guru memiliki peran starategis sebagai SDM Penentu suatu lembaga, guru harus lebih spesifik dan strategis dalam mewujudkan generasi atau SDM yg baik untuk masa yang akan datang, agar SDM yang bermutu, SDM bermutu adalah Mutu dalah investasi yang sangat strategis di masa mendatang, mutu sudah masuk ke semua bidang, guru yang bermutu adalah guru investasi sedangkan guru yang tidak bermutu adalah guru yang ngeributin sekolah. Segala sesuatu yang tidak bermutu maka akan jadi beban, kepala sekolah yang tidak bermutu akan menjadi beban bagi bawahannya, murid tidak bermutu jadi beban guru. Media bisa menggantikan sebagian tugas guru, sehingga kita harus mempersiapakan segala bentuk inprastrukturnya, zaman sekarang anak bisa nyanyi karena TIKTO, bukan guru TK maka guru TK harus bertransformasi. Tetapi bukan berarti fungsi guru hilang karena akan mentrasfer sikap kepribadian. Mutu harus di barangi dengan manfaat karena dalil agama menyebutkan sebaik baik manusia adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi orang lain, Mari iklas beramal jadi spirit kita dengan Kerja sungguh sungguh, harus meniatkan pekerjaan sebagi ibadah, harus tetap bersukur dengan begitu tuhan akan melipat gandakan rizki yg kita peroleh, mendapat kesehatan