KAKANKEMENAG BULELENG TEGASKAN PERAN PENYULUH AGAMA SEBAGAI UJUNG TOMBAK PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA
Selasa/03
Balai Diklat
Keagamaan Denpasar bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng menggelar
Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Angkatan IX. Pelatihan ini digelar untuk para penyuluh agama
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng. Pelatihan ini digelar selama enam
hari dimulai dari tanggal 27 Maret sampai dengan 1 April 2023.
Diikuti
sebanyak 40 penyuluh agama, pelatihan dibuka secara langsung oleh Kepala
Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, I Made Subawa, S.E.,
M.Pd. Kepala Kankemenag Kabupaten mengapresiasi pelatihan
yang digelar untuk para penyuluh mengingat penguatan
moderasi sangat penting dilaksanaan karena adanya keberagamaan dan keberagamaan
di Indonesia.
Subawa menyoroti
salah satu tugas Kementerian Agama yakni meningkatkan kualitas
kehidupan beragama. Penyuluh
agama merupakan ujung tombak/perpanjangan
tangan dalam melaksanakan tugas tersebut.
“Penyuluh
Agama harus mempunyai fungsi informatif, edukasi, advokasi. Fungsi tersebut
dijalankan dengan Bahasa agama dalam menjalankan tugas kepenyuluhan. Penyuluh
diharapkan melakukan tindakan-tindakan
yang arif dan bijaksana”, tegas Subawa
Subawa menekankan
tiga hal yang harus dipahami oleh penyuluh agama, diantaranya, bagaimana
pelaksanaan beragama tidak mengingkari agama itu sendiri, bagaimana menghadapi kondisi
tantangan ke depan salah satunya kekeliruan menafsirkan kitab suci, dan
munculnya fenomena keberagamaan yang bertentangan dengan konsesus negara (UUD
1945, Pancasila, NKRI).
Di
akhir arahan, mantan Kepala Kankemenag Kabupaten
Bangli tersebut berpesan kepada peserta agar fokus mengikuti pelatihan sehingga hasil pelatihan nantinya dapat
menunjang pelaksanaan tugas
di lapangan.
Dalam
pelatihan ini, peserta difasilitasi materi oleh Widyaiswara BDK Denpasar, Haris
Budi Santosa, S.Pd., M.Pd dan Ardiwan,
S.Pd.I, M.Pd.I, serta didampingi tiga orang panitia
penyelenggara, Fenty Herlina Sari, Si Luh Komang Suitri, Ayu Dwi Rukmana, dan
Gusti Ayu Putu Pastini