KABAN SUYITNO: TAK ADA ALASAN ABSEN MENULIS DI RUANG PUBLIK!
Menulis dalam hal ini berita saat ini bagi sebagian orang
masih dianggap tidak penting. Faktanya orang butuh informasi cepat, bahkan
super cepat. Ironinya, bahkan sangat minim pemberitaan tentang kita oleh kita
sendiri. Sehingga dalam perspektif kita,
kita anggap sudah melaksanakan pertanggungjawaban kepada publik. Nyatanya,
publik ingin tahu apa yang kita lakukan dengan anggaran yang telah diberikan
oleh pemerintah untuk menjalankan program-program lembaga. Orang tidak akan pernah tahu kita jika kita
bukan kita sendiri yang memberitakan” ungkap Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kemenag RI Prof. Amien Suyitno, pada Pembukaan Bimbingan Teknis
Penulisan Berita Website, Kamis (8/12/2022) di Amaroossa Royal Hotel Bogor
Lebih lanjut lagi, Kaban Suyatno memaparkan bahwa menjadi newsmaker
sebenarnya tidak sulit, apalagi dengan adanya smartphone yang menjadi jembatan dan
jendela kita untuk menyebarluaskan berita-berita yang sudah lengkap dengan berbagai
fitur. Jadi, tidak ada alasan kita untuk
tidak mengisi ruang karena semua sudah bisa menjadi newsmaker dan sudah
memiliki piranti atau smartphone masing-masing. Tentu, Ini bertolak belakang
dengan beberapa tahun lalu, dimana ketika ingin mempublikasikan kegiatan, kita
harus mengundang media sebagai jembatan publikasi. Kini kita bisa melakukan
publikasi kegiatan kelembagaan sendiri dengan SDM dan piranti yang dimiliki.
Terkait konteks penulisan , Suyitno menjelaskan beberapa hal
yang harus menjadi perhatian, diantaranya berita harus bersifat factual. Berita bersifat factual, butuh fakta, jadi
harus ada data yang dapat dipertanggungjawabkan. jika tidak ada kegiatan jangan
membuat berita hoak atau berita yang bohong. Mengapa fakta itu penting. karena
fakta itu menjadi objek yang dapat dilihat dari beberapa sisi” tegas
Suyatno
Selain itu, mencari angle yang
menarik juga menjadi salah satu syarat penulisan sebuah berita. Mantan mantan Direktur PTKI Ditjen Pendis ini mbahwa enegaskan
Tidak mudah mencari angle yang menarik, bisa jadi menurut penulis
menarik, menurut pembaca tidak menarik. Ini harus dilatih, maka bimtek ini
sangat penting salah satunya untuk belajar bagaimana membuat angle berita yang
menarik,.
Menulis harus juga diikuti oleh
sumber agar dapat berita yang dirilis dapat dipertanggungjawabkan “Supaya berita
bisa dipertanggungjawabkan, kita perlu sumber yang terpercaya dan jelas. Itu harus
dikutip langsung, jadi sifatnya direct statement. Jadi narasumber atau sumber
berita dapat menjadi referensi sehingga berita yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan” ungkap Suyitno
Keempat, Tulisan harus juga
bersifat kekinian. Suyitno menganjurkan untuk tidak membuat berita yang out of
date(kadaluarsa)dan harus bersifat real time.Semakin lambat memberitakan ,
semakin kita kehilangan moment, sehingga akan menjadi “basi”. Selain itu didukung dengan foto. Berkaitan dengan
foto, alangkah baiknya bila foto untuk berita jangan yang bersifat formalitas,
tetapi foto yang mengandung aktivitas yang dilakukan saat itu . Maka sebaiknya
saat mengambil foto atau gambar, silahkan ambil yang natural sehingga
unsur-unsur berita yakni factual, ada narasumber, dan bersifat real time juga
didukung dengan foto yang merefleksikan kegiatan
yang tidak kalah penting adalah berita
harus netral, dalam arti tidak memihak, harus bersifat proporsional. Jangan sampai
berita yang dikeluarkan justru mengarah pada hate speech atau menjadi pro
kontra dalam masyarakat
Mengakhiri sambutannya, Kaban mengungkapkan harapannya,
kendatipun hanya baru dapat dipublikasikan secara internal melalui web lembaga,
saat ini dapat dikatakan sudah cukup untuk memberikan bukti pertanggungjawaban
kita kepada publik, “ini langkah awal namun
pada saatnya tulisan-tulisan tersebut harus dapat muncul di media mainstream”
tegas Kaban Suyitno