
DALAM KEBAIKAN MANUSIA MASIH ADA POTENSI KEBURUKAN, ITULAH FUNGSI HALAL BIHALAL
Masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Balai Diklat Keagamaan Denpasar menggelar Halal Bihalal dengan seluruh pegawai. Momen ini lebih spesial karena mengundang Pegawai Purnabakti BDK Denpasar (16/04)
Kepala Balai Diklat Keagamaan Denpasar, Suyatno menyambut hangat seluruh pegawai terutama pegawai Purnabakti yang telah hadir pada acara Halal Bihalal BDK Denpasar.
“Kita semua berkumpul ini momen yang sangat luar biasa, dapat berkumpul berhalal bihalal dan bermaaf-maafan” ujar Suyatno mengawali sambutannya
Suyatno lebih lanjut lagi menilik soal harapan yang menjadi motivasi untuk tetap berjuang dan bekerja. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan penelitian seseorang mampu bekerja dan berjuang karena memiliki harapan
“Di hadapan saya saat ini adalah tenaga-tenaga muda, SDM muda yang siap untuk berkinerja. Saya lihat teman-teman di BDK Denpasar sangat produktif dan sangat kreatif. Sudah banyak hasil kerja dan karya yang dihasilkan untuk BDK Denpasar. Ditengah efisiensi kita masih dapat berkinerja dengan baik. Untuk itu saya sangat mengapresiasi” tegas Suyatno
Lebih lanjut lagi Suyatno menyinggung soal Halal bihalal. Ia mengambil contoh dari seorang ulama sufi ‘Athaillah yang bermunajat dalam kitabnya, al-Hikam. “Man kanat mahasinuhu masawiya, fa kayfa la takunu masawihi masawiya,” yang bermakna manusia itu, kebaikannya saja dianggap buruk (oleh manusia lain) apalagi keburukannya.
“Jadi manusia dalam kebaikan masih ada potensi keburukan, apalagi keburukannya, manusia diciptakan seperti itu, banyak contoh yang kita temui di masyarakat. Maka inilah fungsinya halal bihalal dan bermaaf-maafan, karena sekali lagi tidak ada manusia yang sempurna” tutur Suyatno
Maka menurut Suyatno jika dalam islam kalau dahulu "Ittaqullah haqqa tuqatih" adalah bagian dari ayat 102 Surat Ali Imran dalam Al-Qur'an yang artinya "bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya", sekarang gradenya turun menjadi “Ittaqullaha mastatho'tum” yang artinya bertakwalah kepada Allah sesuai kesanggupan kamu.
“Karena sifat manusia tidak akan mungkin baik terus menerus seperti apda jaman nabi. Dalam hidup kita tidak akan mungkin mendapatkan hidup yang ideal. Apa yang kita pikirkan, apa yang kita inginkan selalu tidak kita dapatkan, maka perlu ada perjuangan, mencapai harapan, dan menjadi jauh lebih baik.” Tuturnya mengakhiri sambutan