BENTUK ASN YANG PROFESIONAL MELALUI PELATIHAN TEKNIS PENILAIAN KINERJA PNS
  • BDK Denpasar
  • 5 Juni 2023
  • 136x Dilihat
  • Berita

BENTUK ASN YANG PROFESIONAL MELALUI PELATIHAN TEKNIS PENILAIAN KINERJA PNS

Senin, 05/06

Salah satu tujuan penilaian kinerja PNS adalah untuk mengevaluasi sejauh mana seorang PNS memenuhi tugas-tugasnya, mencapai target yang ditetapkan, dan memberikan kontribusi yang diharapkan. Sejalan dengan hal tersebut, Balai Diklat Keagamaan Denpasar menggelar Pelatihan Teknis Penilaian Kinerja PNS Angkatan V Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai, NTT.

Digelar secara langsung di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai, Pelatihan dibuka secara langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai, Nikolaus Nama Payon, S.Ag. Dalam arahannnya, Kepala Kankemenag

Nikolaus Nama Payon, S.Ag, beliau menyinggung tentang tujuan pelatihan ini adalah untuk membentuk ASN professional serta negara hadir untuk menghargai keprofesionalan pegawai.

“Pelatihan ini tidak hanya untuk membentuk Pegawai dari luar saja tapi juga membentuk dari dalam dengan moderasi beragama. Tiga Matra yang menjadi Jargon Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, (Moderasi Beragama, Kebersamaan Umat, dan Integrasi Data), merupakan sesuatu yang wajib bisa dilakukan oleh seluruh jajaran Kementerian Agama” ujar Nikolaus

Lebih lanjut lagi, mantan Kasubbag TU Kemenag Kab. Ende menjelaskan bahwa dengan terbitnya Pusaka maka jalan menuju 3 matra itu sudah terbuka.

Dengan tujuh program prioritas tersebut, yaitu penguatan Moderasi Beragama, transformasi digital, tahun toleransi beragama, revitalisasi KUA, Religiosity index, kemandirian pesantren dan Cyber Islamic University Kemenag bertransformasi. Oleh karena itu, kita harus menunjukkan sinergitas karena kita dilihat oleh masyarakat” tegas Kakankemenag Manggarai tersebut.

Selama pelatihan, peserta pelatihan memperoleh materi dari Widyaiswara BDK Denpasar Ni Made Widiastuti, SE., M.M dan Alifah Anggun Pratiwi, M.Acc serta didampingi tiga orang panitia penyelenggara, I Gusti Ngurah Suariana, Ida Bagus Putu Sastrawan dan H. Choirul Walid.