BENCHMARKING BDK DENPASAR : PEMBATIK JADI SOLUSI GURU HADAPI TANTANGAN
  • BDK Denpasar
  • 15 Desember 2022
  • 203x Dilihat
  • Berita

BENCHMARKING BDK DENPASAR : PEMBATIK JADI SOLUSI GURU HADAPI TANTANGAN

(Ciputat, Tangerang)

Sebagai upaya pengembangan pelatihan Balai Diklat Keagamaan Denpasar mengadakan Benchmarking di beberapa instansi. Salah satunya berlokasi di Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin Kemdikbud) di Jl. RE. Martadinata Km. 15,5 Ciputat, Tangerang Selatan (Selasa, 13/12)

Tim BDK yang terdiri atas I Wayan Arya Adnyana, Ni Made Sri Agustini, Ni Kadek Ceryna Dewi dan Cucu Ardiah Ningrum tiba di Pusdatin dan diterima langsung oleh Arif Dermawan, S.T., M.Pd., Subkoordinator Perancangan Aplikasi Pusdatin

Pertemuan dibuka oleh perwakilan tim, Ni Made Sri Agustini. Ia menjelaskan maksud kegiatan benchmarking adalah untuk mendapatkan informasi terkait program PembaTIK dan Rumah Belajar sekaligus Pengelolaan LMS PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) yang sejauh ini efektif untuk guru-guru Indonesia

“Guru-guru di daerah terbantu dengan adanya Rumah Belajar dan program PembaTIK, mengingat wilayah kerja kami meliputi Bali, NTB, dan NTT. Target pelatihan kami adalah guru-guru di bawah Kementerian Agama, dan sejatinya, guru-guru di bawah Kementerian Agama  terintegrasi dengan rumah belajar”, terang Sri Agustini mengawali pertemuan benchmarking. Widyaiswara Ahli Madya tersebut menambahkan bahwa PembaTIK menjadi jawaban untuk guru menghadapi tantangan di era global,  mengingat tantangan di daerah berbeda adanya.

Arif Darmawan, selaku subkoordinator perancangan analisis menjelaskan bahwa program pembatik merupakan upaya untuk menjawab tantangan kebutuhan peningkatan kompetensi guru khususnya dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka melalui pendayagunaan TIK dalam pembelajaran.

“Tujuan Program PembaTIK adalah peningkatan kompetensi guru, tetapi khusus TIK, karena kami ranahnya TIK, dan kami mengadopsi kerangka dari UNESCO terkait peningkatan kompetensi guru di bidang TIK yang terdiri dari tiga level.  Kami mencoba menyesuaikan menjadi empat level, dan level puncaknya kami labelkan Berbagi dan Berkolaborasi”, ujar Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda Pusdatin terse but

Lebih lanjut lagi Arif memaparkan terdapat lima tahapan atau level dalam pembaTIK, yakni level 1 Literasi, Level 2 Implementasi, Level 2, Berkreasi, Level 4 Berbagi dan Berkolaborasi.

“Secara tahapan pembelajaran ini sama karena berbasis daring, pendampingan pada level 1 belum ada pendampingan yang intens, tetapi kelebihan kami adalah kami memiliki komunitas, yakni  DUTA  RUMAH BELAJAR dan SAHABAT RUMAH BELAJAR yang melakukan pendampingan melalui grup di sosial media”, ungkap Arif

Tim BM BDK Denpasar memperoleh banyak ilmu baru dalam benchmarking. Banyak pembahasan terkait Learning Management Sistem (LMS) mulai dari Level Peserta, Tahapan perencanaan hingga evaluasi, peran komunitas Duta Rumah Belajar dan Sahabat Rumah Belajar, hingga penyelesaian permasalahan teknis sebagai informasi dan referensi peyelenggaraan pelatihan

“Kuncinya semua ada di persiapan awal. Semakin lengkap di proses awal, maka akan semakin mulus di proses-proses selanjutnya” tutur Arif mengakhiri sesi pertemuan.

Pelaksanaan Benchmarking dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa area sharing informasi seperti Studio Radio Suara Edukasi, Studio Podcast, dan beberapa Studio produksi Pusdatin