BENCHMARKING BDK DENPASAR : PEMBATIK JADI SOLUSI GURU HADAPI TANTANGAN
(Ciputat, Tangerang)
Sebagai upaya
pengembangan pelatihan Balai Diklat Keagamaan Denpasar mengadakan Benchmarking
di beberapa instansi. Salah satunya berlokasi di Pusat Data dan Informasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin Kemdikbud) di Jl. RE. Martadinata Km. 15,5 Ciputat,
Tangerang Selatan (Selasa, 13/12)
Tim BDK yang terdiri
atas I Wayan Arya Adnyana, Ni Made Sri Agustini, Ni Kadek Ceryna Dewi dan Cucu
Ardiah Ningrum tiba di Pusdatin dan diterima langsung oleh Arif Dermawan, S.T.,
M.Pd., Subkoordinator Perancangan Aplikasi Pusdatin
Pertemuan dibuka oleh
perwakilan tim, Ni Made Sri Agustini. Ia menjelaskan maksud kegiatan
benchmarking adalah untuk mendapatkan informasi terkait program PembaTIK dan
Rumah Belajar sekaligus Pengelolaan LMS PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK)
yang sejauh ini efektif untuk guru-guru Indonesia
“Guru-guru di daerah
terbantu dengan adanya Rumah Belajar dan program PembaTIK, mengingat wilayah
kerja kami meliputi Bali, NTB, dan NTT. Target pelatihan kami adalah guru-guru
di bawah Kementerian Agama, dan sejatinya, guru-guru di bawah Kementerian Agama
terintegrasi dengan rumah belajar”, terang Sri Agustini mengawali pertemuan benchmarking. Widyaiswara
Ahli Madya tersebut menambahkan bahwa PembaTIK menjadi jawaban untuk guru menghadapi
tantangan di era global, mengingat tantangan di daerah berbeda adanya.
Arif Darmawan, selaku
subkoordinator perancangan analisis menjelaskan bahwa program pembatik
merupakan upaya untuk menjawab tantangan kebutuhan peningkatan kompetensi guru
khususnya dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka melalui pendayagunaan
TIK dalam pembelajaran.
“Tujuan Program PembaTIK
adalah peningkatan kompetensi guru, tetapi khusus TIK, karena kami ranahnya
TIK, dan kami mengadopsi kerangka dari UNESCO terkait peningkatan kompetensi
guru di bidang TIK yang terdiri dari tiga level. Kami mencoba menyesuaikan
menjadi empat level, dan level puncaknya kami labelkan Berbagi dan
Berkolaborasi”, ujar Pengembang
Teknologi Pembelajaran Ahli Muda Pusdatin terse but
Lebih lanjut lagi Arif
memaparkan terdapat lima tahapan atau level dalam pembaTIK, yakni level 1
Literasi, Level 2 Implementasi, Level 2, Berkreasi, Level 4 Berbagi dan
Berkolaborasi.
“Secara tahapan
pembelajaran ini sama karena berbasis daring, pendampingan pada level 1 belum
ada pendampingan yang intens, tetapi kelebihan kami adalah kami memiliki
komunitas, yakni DUTA RUMAH BELAJAR dan SAHABAT RUMAH BELAJAR yang
melakukan pendampingan melalui grup di sosial media”, ungkap Arif
Tim BM BDK Denpasar
memperoleh banyak ilmu baru dalam benchmarking. Banyak pembahasan
terkait Learning Management Sistem (LMS) mulai dari Level
Peserta, Tahapan perencanaan hingga evaluasi, peran komunitas Duta Rumah
Belajar dan Sahabat Rumah Belajar, hingga penyelesaian permasalahan teknis
sebagai informasi dan referensi peyelenggaraan pelatihan
“Kuncinya semua ada di
persiapan awal. Semakin lengkap di proses awal, maka akan semakin mulus di
proses-proses selanjutnya” tutur
Arif mengakhiri sesi pertemuan.
Pelaksanaan Benchmarking
dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa area sharing informasi seperti Studio
Radio Suara Edukasi, Studio Podcast, dan beberapa Studio produksi Pusdatin