ASN KEMENAG SEBAGAI PENGAWAL BUDAYA, MORAL, DAN ETIKA DI BUMI PERTIWI
(Senin, 24/06)
Dalam era digital, keterampilan multimedia menjadi sangat penting. Pelatihan multimedia membantu guru menguasai berbagai alat dan teknologi yang dapat mendukung pembelajaran. Untuk mendukung upaya tersebut, Balai Diklat Keagamaan Denpasar menggelar Pelatihan Multimedia Pembelajaran Angkatan XII Kantir Kementerian Agama Kabupaten Ende.
Pelatihan yang digelar dari tanggal 24 sampai dengan 29 Juni 2024 dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama, Nikolaus Nama Payon. Dalam sambutannya, Nikolaus menyinggung beberapa hal diantaranya fakta bahwa Indonesia masih harus terus berjuang tidak terkecuali pendidikan.
“Indonesia sudah 78 Tahun merdeka, Ende tidak lepas dari sejarah tersebut, sebagai Kota Lahirnya Pancasila. Ukuran kemerdekaan bagi kami adalah tidak adanya kemiskinan di negeri ini. Masih ada raskin, dan BLT itu membuktikan kita masih perlu berjuang. Dalam bidang Pendidikan kita juga masih berjuang, karena statistik rata-rata asia kita masih jauh dari statistik rata-rata IQ Singapura yang menyentuh 115” ungkapnya.
Lebih lanjut lagi, Nikolaus juga menyinggung soal tanggung jawab sebagai ASN Kementerian Agama yang juga menganut semboyan Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberikan contoh). Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan semangat).
“ini menggugah kita untuk terus berjuang, karena masih jauh dari kata cukup. Siapa yang bertanggung jawab, kita dan anda, karena kita dituntut mengambil peran melalui institusi Kementerian Agama. Anda harus bangga menjadi bagian dari Kementerian Agama, karena Tuhan memberikan jalan anda bisa bekerja di Kemenag, mengawal budaya, moral dan etika di Bumi Pertiwi ini” tegasnya
Nikolaus juga mengaitkan peran para ASN Kementerian Agama yang tidak lepas dari moderasi beragama yang tidak hanya program kemenag teteapi juga refleksi atas kehidupan di Indonesia.
“Tugas kita menjadi corong dan speaker terhadap moderasi beragama di masyarakat. Menjalakan kewajiban agama dengan benar, semua agama, serentak. Bahwa tidak bisa dipungkiri bahwa kita hidup dalam keberagaman. Anda harus yakin agama anda paling benar, dan menjalankan kewajibannya. Yang dimoderasi adalah cara kehidupan beragama, bukan agamanya, karena Agama sudah final. Maka dalam kehidupan tengah-tengah paling nikmat dan enak” ujarnya
Di akhir sambutan, Nikolaus menyampaikan sebuah pesan moral.
“Kapal yang indah Dewaruci yang tertambat di Pelabuhan memang elok dipandang, namun tugasnya bukan itu. Kapal diciptakan untuk bisa mengarungi luasnya lautan, membelah badai, menerjang ombak. Maka seperti itulah tugas guru-guru dalam belajar, mampu melewati kesulitan untuk berkontribusi untuk bangsa Indonesia khususnya dalam Pendidikan, lewat pelatihan Multimedia Pembelajaran ini” ujarnya di akhir sambutan.