MEDIA PEMBELAJARAN YANG TEPAT: DEKATKAN YANG JAUH, RIILKAN YANG ABSTRAK, SEDERHANAKAN YANG RUMIT
Guru-guru harus meneliti dan mempertimbangkan media pembelajaran yang digunakan sehingga dapat mudah dipahami dan digunakan anak-anak dengan baik. Kita harus ingat bahwa media pembelajaran bukan untuk kita tetapi untuk peserta didik.
Demikian disampaikan oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Denpasar, H. Suyatno, Lc., M.S.I saat mengisi materi Nilai-Nilai Sumber Daya Manusia Kementerian Agama pada Pelatihan Multimedia Pembelajaran Angkatan IV dan V (Kamis, 04/04)
Suyatno menekankan bahwa media pembelajaran tidak harus digital, namun harus disadari bahwa saat ini keberadaan teknologi sangat dekat dengan aspek pendidikan, sehingga sedapat mungkin media pembelajaran diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Media pembelajaran harus mampu dijangkau oleh para peserta didik. Harus mampu mendekatkan yang jauh, meriilkan yang abstrak, dan menyederhanakan yang rumit” tegas Kepala Balai
Para guru juga lanjut Kepala Balai harus mampu membaca situasi bahwa peserta didik saat ini merupakan generasi Z yang lebih cenderung nayaman dengan pembelajaran mandiri (self-learning) sehingga pembelajaran cukup rumit dan membutuhkan effort yang lebih.
Berdasarkan fenomena tersebut, Mantan Widyaiswara BDK Semarang tersebut memaparkan komitmen BDK Denpasar untuk menjangkau kebutuhan pelatihan ASN dan Non ASN termasuk Guru dengan terus mengupgrade desain dan pola pelatihan.
“Guru-guru wajib belajar, meningkatkan kapasitas dan kompetensi untuk kemajuan anak didik. Untuk itu, BDK Denpasar memfasilitasi peningkatan kompetensi tersebut melalui pelatihan dan program lainnya seperti SCOCI (Sytem Coaching Clinic) dan KERIS (Knowledge Sharing System)” ujar Suyatno mengakhiri materi.