MEDIA PEMBELAJARAN PADA PELATIHAN JARAK JAUH di BDK DENPASAR
Oleh : Ninik Uswatun Fadilah, M.Pd.
Guru inspiratif, di artikel sebelumnya saya sudah membahas kepada Anda mengenai pengertian, fungsi dan jenis-jenis media pembelajaran. Berikutnya mari kita diskusikan mengenai media pembelajaran yang digunakan pada Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) di BDK Denpasar. Sejak Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi global dan BNPB menetapkan status darurat nasional, situasi ini berdampak pada beberapa kebijakan termasuk pada pola pembelajaran, mekanisme administrasi dan sistem komunikasi atau pertemuan individu. Himbauan pemerintah pada masyarakat agar bekerja, belajar, dan beribadah di rumah dilakukan dengan penyertaan hukuman dan tindakan. Sementara itu Lembaga Diklat sebagai unit pendidikan dan pelatihan ASN secara otomatis menjadi tempat berkumpul bagi warga secara permanen terkena imbas dari kebijakan agar tidak berkumpul demi pencegahan penularan virus COVID-19.
BDK Denpasar memberlakukan bekerja dari Rumah (BDR) sejak 23 Maret 2020. Hal tersebut membuat iklim pelatihan yang semula didominasi klasikal menuntut untuk diubah menjadi non-klasikal atau dengan Pelatihan Jarak Jauh. Berdasar pada Surat Edaran Lembaga Administrasi Negara No: 7/k.I/HKM.02.3/2020 tanggal 14 Maret 2020 tentang Kewaspadaan dan Pencegahan Penularan Infeksi Corona Virus dalam penyelenggaraan pelatihan. Poin penting dari Surat Edaran ini adalah: 1) untuk pelatihan yang belum dilaksanakan dapat dijadwalkan ulang; 2) untuk pelatihan yang telah berjalan tetap dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan perkembangan di lokus masing-masing dan dengan mengambil berbagai langkah seperti: mengubah pembelajaran klasikal menjadi pembelajaran jarak jauh (e-learning); dan pimpinan lembaga penyelenggara pelatihan diminta untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan para pengajar untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh atau penugasan terstruktur.
Asip (2020) menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh adalah sebuah bentuk pendidikan (formal maupun non formal) dimana pengajar dan pembelajar berada di tempat berbeda dan sebagian besar penyelenggarakan komunikasi edukatif dilakukan secara tidak tatap muka, menggunakan teknologi informasi dalam berbagai bentuk dengan tujuan agar pembelajaran dapat dijangkau oleh pembelajar lebih leluasa (fleksibel) dari segi waktu, tempat dan biaya. Dalam konsep tersebut terdapat empat aspek yang membangun pendidikan jarak jauh, salah satunya adalah media pembelajaran. Media dalam pembelajaran jarak jauh berfungsi menghubungkan antara pengajar dengan pembebelajar, karena adanya pemisahan secara fisik antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran. Fungsi lainnya untuk pemberian umpan balik terhadap hasil belajarnya atau informasi tentang hasil belajar yang perlu diperbaiki. Munir (2009:111) mengatakan bahwa umpan balik (feedback) memegang peranan penting karena jika pembelajar tidak mengetahui hasil belajarnya dapat mengakibatkan penuruan motivasi dan prestasi belajar.
Proses pembelajaran jarak jauh dapat disampaikan dengan menggunakan berbagai teknik dan teknologi sebagai delivery mode, diantaranya: e-learning, program televisi dan bahan-bahan tertulis (kursus melalui surat). E-learning mungkin merupakan bentuk pembelajaran jarak jauh yang paling mahal dan paling maju. E-learning adalah sebuah pendekatan pembelajaran berbasis teknologi digital yang didalamnya terdapat berbagai metode pemelajaran sehingga dapat digunakan banyak orang untuk belajar kapan saja dan dimana saja. Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015) pembelajaran jarak jauh ini menyediakan materi dalam bentuk rekaman video atau slideshow dan adanya tugas-tugas mingguan yang harus dikerjakan dengan batas waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan beragam sistem penilaian. Kenneth Fee dalam Asip (2020) menyatakan bahwa e-learning tidak sekedar kaitannya dengan teknologi pembelajaran melainkan sebagai sebuah kumpulan ramuan metode pembelajaran. Dalam definisi tersebut disebutkan media belajar yang digunakan adalah teknologi digital yang didalamnya termasuk Internet, intranet/extranet (LAN/WAN), audiovideotape, penyiaran via satelit, TV, CD-ROM, radio dan sejenisnya.
Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran pada pendidikan jarak jauh (e-learning) adalah komputer berbasis internet atau berbasis intranet/extranet (LAN/WAN), yang merupakan penyampai bahan pelatihan kepada pembelajar (peserta diklat). Bahan pelatihan bisa dikemas dalam bentuk rekaman video, slideshow, emodul, chat room, video conferencing dll. Contoh media belajar intranet/extranet adalah learning management sistem (LMS) dan content management sistem (CMS) yang disediakan di sebuah lembaga dan hanya bisa diakses melalui komputer LAN di dalam instansi tersebut. Terkait dengan learning managemen sistem, Kemenristekdikti (2017) menyatakan bahwa LMS merupakan perangkat lunak atau aplikasi berbasis web yang digunakan untuk mengelola aktivitas pembelajaran daring/online. Diantara banyaknya learning manajemen sistem (LMS) yang ditawarkan, BDK Denpasar menggunakan Moodle dalam menyelenggarakan pelatihannya. Moodle merupakan salah satu LMS yang paling popular saat ini.
Moodle pertama kali dikenalkan oleh Martin Dougiamas, seorang computer scientist dan educator perguruan tinggi di Pert Australia. Gadsdon dalam Zyainuri & Marpanaji (2012) menjelaskan bahwa Moodle adalah paket perangkat lunak sumber terbuka yang digunakan untuk membuat materi dan kursus pembelajaran berbasis internet, yang mana Moodle disediakan secara bebas di bawah lisensi open source GNU Public. Moodle yang digunakan oleh BDK Denpasar adalah Moodle tipe 3.8. Ada beberapa fitur yang terkandung di dalam moodle. Moodle secara default menyediakan empat tingkatan (participants) user management untuk mengurangi tingkat keterlibatan super administrator, yaitu manager, teacher, non-editing teacher dan students. Pada Moodle, yang dapat memanajemen course yang ada hanyalah user dengan role sebagai guru (teacher), dan tentu saja admin yang dapat melakukan apapun (manager). Walaupun user dengan role non-editing teacher dapat memciptakan suatu course, namun user tersebut tidak dapat memodifikasi course yang telah ia ciptakan bila ia tidak mengajar di course tersebut (bukan sebagai teacher). Course pada Moodle memiliki beberapa format, yaitu single activity format, social format, topics format, dan weekly format. Moodle menyediakan tujuh jenis materi pelajaran (resource) yang bisa dimanfaatkan oleh teacher untuk mengirim bahan ajar dan bahan tanyangnya dan bisa dibaca student yaitu: book, file, folder, IMS content package, label, page dan url. Sebagai tambahan agar proses pelatihan lebih interaktif, moodle menyediakan empat belas aktifitas yaitu: assignment, chat, choice, database, external tool, feedback, forum, glossary, lesson, quiz, SCORM package, survey, wiki, dan workshop. Di BDK Denpasar sendiri Widyaiswara membuat bahan ajar dalam bentuk file pdf dan ppt, serta bahan tayang dalam bentuk video pembelajaran. Activity dan resourse yang biasa di gunakan oleh Widyaiswara BDK Denpasar berupa: assignment, forum, quiz, file, folder, label, external tool dan Url.
Kelebihan yang ditawarkan oleh Moodle adalah: mengatur dan mengelola hak akses user (tutor/peserta), membuat dan mengelola courses (mata diklat), mengatur dan mengelola bahan ajar (resource), mengatur dan mengelola aktivitas (activity), mengatur dan mengelola nilai (grades), menampilkan nilai (score) dan transkrip sampai membuat sertifikat ketuntasan untuk peserta pelatihan.
BDK Denpasar juga menggunakan media Zoom Clouds Meeting untuk video conferencing. Zoom Clouds merupakan aplikasi meeting online dengan konsep screen sharing. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya bertatap muka dengan lebih dari 100 orang peserta, dan memungkinkan membagikan situs, google drive, foto, dropbox, file dokumen dan lain sebagainya. Fitur share screen pada aplikasi ini memungkinkan narasumber mempresentasikan materinya dengan berbagi layar (sharing screen) sehingga peserta dapat melihat apa yang narasumber tampilkan. Aplikasi ini bisa di unduh di PC atau laptop dan smartphone. Penggunaan Zoom Meeting ini pada kegiatan overview, pembukaan diklat, materi kelompok dasar (materi yang disampaikan oleh pejabat) dan untuk forum diskusi mata diklat utama pendukung forum diskusi pada LMS (Moodle). Sementara itu untuk kelancaran komunikasi antara panitia, widyaiswara dan peserta juga digunakan media telegram. Panitia, widyaiswara dan peserta diklat bergabung pada group telegram. Jadi dari beberapa pejelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran pada Pelatihan Jarak jauh (DJJ) di BDK Denpasar adalah LMS Moodle, Zoom Clouds Meeting dan Telegram.
DAFTAR PUSTAKA
Bilfaqih, Y & Qomarudin, M. 2015. Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring. Yogyakarta: Deepublish
LAN. 2020. Surat Edaran Lembaga Administrasi Negara No: 7/k.I/HKM.02.3/2020 tanggal 14 Maret 2020 tentang Kewaspadaan dan Pencegahan Penularan Infeksi Corona Virus dalam penyelenggaraan pelatihan.
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
Suryadi, Asip. 2020. Pembelajaran Online. https://edunesiania.blogspot.com/2020/05/onlinelearning.html?view=magazine, diakses pada tanggal 4 September 2020
Tim Kemenristekdikti. 2017. Buku Panduan Pengisian Survei Pembelajaran dalam Jaringan. Jakarta: Kemenristekdikti.
Zyainuri & Marpanaji, E. 2012. Penerapan E-learning Moodle untuk Pembelajaran Siswa yang Melaksanakan Prakerin. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012. Yogyakarta: UNY