KUNCI MEMBANGUN SDM, MANFAATKAN LIMA KECERDASAN MANUSIA
  • BDK Denpasar
  • 21 Maret 2025
  • 33x Dilihat
  • Berita

KUNCI MEMBANGUN SDM, MANFAATKAN LIMA KECERDASAN MANUSIA

Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama Republik Indonesia, Muhammad Ali Ramdhani, mengisi materi Nilai-Nilai Dasar Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Tahapan Klasikal Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Mahkamah Agung Tahun 2025 bekerjasama dengan Balai Diklat Keagamaan Denpasar.

Didepan 93 peserta Latsar, Kang Dhani, sapaan khas Kaban menjelaskan lima kecerdasan mausia sebagai kunci membangun SDM. Ia menyatakan bahwa untuk membangun SDM harus diawali dengan membangun kebiasaan yang bagus.

“Anda bisa merujuk pada apa yang ditulis Sean Covey. Ia mengelaborasikan makna kebiasaan dari pengetahuan, skill, dan effort. Jadi untuk mengubah kebiasaan, perlu adanya peran pengetahuan, keterampilan, dan usaha.” ujarnya

Untuk menciptakan kebiasaan yang baik, menurut Kaban selain tiga hal tersebut yang harus digunakan juga harus diiringi dengan ikhtiar, yakni belajar.

“Maka bila anda ingin memiliki kemartabatan sebagai seorang manusia kata kuncinya adalah belajar, mendayagunakan pola pikir kita muaranya adalah kecerdasan, metodologinya adalah pembelajaran,goalnya adalah martabat, dan syaratnya adalah belajar”, tegas Kaban

Berkaitan dengan SDM, Dhani menyebutkan ada lima kunci kecerdasan manusia yang akan menentukan, yakni kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan fisik.

Kecerdasan intelektual, dikutip Dhani dari Goldman adalah nalar seseorang terhadap hukum sebab akibat.

“Anda mengerti konsekuensi akan terjadinya satu hal, maka anda memiliki kecerdasan intelektual. Bagaimana seseorang mampu mengkonstruksi sesuatu yang abstrak dalam kehidupannya, menjadi sebuah gambaran tentang bagaimana ia mengangani kehidupannya. Hidup itu layaknya sebuah puzzle. Ketika hidup anda berantakan, intelektual anda yang menatanya menjadi sebuah kehidupan yang runut” terangnya.

Sedangkan kecerdasan emosional, lanjut Kaban tidak sekedar mengandalkan otak untuk berpikir tetapi adanya ruang untuk mengekpresikan sesuatu melalui perilaku, yakni hati tidak hanya menggunakan logika. Kecerdasan emotional pada dasarnya bagaimana kita menata hati dan jiwa.

“Saya mengingatkan, jika anda sedang marah jangan mengambil Keputusan, marah itu manusiawi, tetapi mengekpresikan marah itu harus terkendali” ujarnya.

Selanjutnya, Dhani menjelaskan konsep kecerdasan sosial menurut Imam Ghazali. Menurutnya, prinsip dasar dari kecerdasan sosial adalah simpati dan empati.

Gambar

“Orang yang cerdas secara sosial adalah orang yang tidak pernah merasa cerdas tapi cerdas merasa. Orang yang punya kecerdasan sosial adalah orang yang memikirkan the spirit of corps. Tidak ada superman, yang ada hanyalah superteam dan superteam dapat dihandel oleh orang-orang yang punya kecerdasan sosial” tegasnya

Kecerdasan fisik, menjadi pembahasan berikutnya. Orang yang paham kecerdasan fisik menurut Kaban akan paham bahwa satu- satunya tempat kita menitipkan hidup adalah badan, maka manusia harus menjaga badannya agar tetap sehat.

“Orang yang memiliki kecerdasan fisik itu tahu betul kapan ia mengolah fisiknya untuk dapat menerapkan bagaimana ia dalam kehidupan sosialnya. Seperti pepatah yang sering kita dengan  tidak ada kata lelah yang ada adalah lillah.

Kelima, Dhani menjelaskan kecerdasan spiritual. “Apapun agama anda, orang yang beragama sadar apa yang dilakukanya adalah sata-semata bentuk penghambaan makhluk kepada penciptanya atau bentuk ibadah makhluk kepada Tuhannya” ujarnya

Kaban kemudian memberikan kesimpulan terkait pengembangan SDM.

“Jadi kalo kita ingin membangun sumber daya manusia harus mengingat lima kecerdasan ini, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan fisik. Jika semua terpenuhi maka komprehensiflah anda sebagai seorang manusia” ujarnya