PDWK Pendidikan Multikultural Angkatan III di Sumbawa
  • 1 Desember 2021
  • 359x Dilihat
  • Berita

PDWK Pendidikan Multikultural Angkatan III di Sumbawa

Pelatihan Pendidikan Multikultural Angkatan III diselenggarakan di MTsN I Sumbawa yang dikuti oleh guru-guru MI, MTs dan MA di bawah Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa berjumlah 40 peserta. Pelatihan ini dilaksanakan mulai tanggal 22 November sampai dengan 4 Desember 2021, dengan jumlah 100 jam pelajaran  secara tatap muka yang berlangsung sampai tanggal 26 November 2021, kemudian dilanjutkan secara online (synchronous dan asynchronous) sampai tanggal 4 Desember 2021. Pelatihan diawali dengan acara pembukaan oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa Bapak Drs. H. Samsun Ilyas.

Adapun materi pelatihan pendidikan multikultural terdiri dari materi kebijakan dan materi inti. Berkenan memberikan materi pembangunan di bidang agama Bapak Prof. Dr. H. Abdurrahman Mas’ud, MA. sedangkan materi sistem pelatihan dan pengembangan SDM Kementerian Agama disampaikan oleh Bapak Kepala Balai Diklat Denpasar Dr. H. Muchammad Toha, S. Ag. M.Si. Adapun materi inti pelatihan pendidikan multikultural diempu oleh dua widyaiswara BDK Denpasar, yaitu; H. Choirul Walid, Lc. M. PdI. dan I Wayan Arya Adyana, S. Ag. M. PdH.

Pelatihan pendidikan multikultural ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian keterampilan, dan sikap mental peserta sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsi tenaga pendidik sesuai dengan standar kompetensi dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berwawasan multikultural di tempat tugas masing-masing. Lebih lanjut lagi penelitian ini diharapkan membekali guru agar senantiasa memiliki perilaku demokratis, toleran, humanis dan pluralis dalam menyikapi latar belakang siswa yang berbeda-beda.

Pelatihan ini direspon baik dan positif oleh peserta pelatihan karena menurut mereka bahwa pendidikan multikultural ini sangat cocok dengan kondisi riil masyarakat Indonesia yang majemuk ras, suku, etnis, bangsa, dan agama. Karenanya, pendidikan multikultural ini perlu dikembangkan sehingga guru di lingkungan Kementerian Agama memiliki sikap yang demokratis dalam proses belajar mengajar di kelas agar siswa memiliki pandangan terbuka terhadap perbedaan yang ada di masyarakat.  Alhamdulillah pelatihan  dapat berjalan dengan  lancar penuh semangat hingga akhir kegiatan. Di akhir pelatihan pendidikan multikultural ini peserta diberi tugas rencana tindak lanjut untuk melakukan desiminasi kepada rekan rekan dan guru sejawat di madrasah yang belum berkesempatan mengikuti pelatihan pendidikan multikultural.