DUKUNG PENGEMBANGAN SDM KEMENAG, BDK RILIS POLA PELATIHAN BARU
Kamis, 26/01
Secara tusi kita punya fungsi besar yakni
layanan keagamaan dan layanan pendidikan, maka ini adalah tantangan untuk
mewujudkan cita-cita para pendiri kementerian agar layanan pendidikan dan
keagamaan menjadi lebih baik lagi
Demikian yang disampaikan oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Denpasar, H. Suyatno, Lc., M.S.I ketika memberikan materi Sistem Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama pada Pelatihan PTK Angkatan III Kankemenag Kota Kupang dan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Angkatan I Kankemenag Kabupaten Belu.
Kepala Balai menyapa peserta pelatihan melalui zoom meeting, Kamis (26/01). Suyatno mengawali sapaan dengan deklarasi bahwa pimpinan BDK Denpasar dan seluruh tim dan civitas akademika dengan meneguhkan hati dan membulatkan tekad dan niat kami berkomitmen membangun zona integritas dalam upaya mendukung cita-cita presiden untuk membangun reformasi birokrasi.
“Zona integritas ini adalah langkah
pertama untuk melakukan reformasi birokrasi reformasi birokrasi sudah cukup
lama dicanangkan oleh pemerintah. Kami butuh dukungan semua pihak, dari stakeholder
di tiga provinsi ini. Mari kita dukung bersama cita-cita BDK Denpasar untuk menjadi
satker yang meraih zona integritas, WBK dan WBBM”, ungkap Suyatno
Mantan Widyaiswara BDK Semarang ini menambahkan bahwa keragaman agama dan keyakinan di Indonesia menjadi salah satu tugas kementerian Agama. Untuk itu Suyatno mengajak para peserta untuk mendukung pelaksanaan tugas kemenag ini dengan memberikan pelayanan terbaik bagaimana dapat mengakomodasi seluruh agama. Salah satunya dengan standarisasi pelayanan
“Standarisasi pelayanan harus terus
dilakukan. Jika standar pelayanan sudah jelas, maka untuk mendukung pelayanan
prima akan lebih mudah. Sebaliknya jika standar belum jelas, maka pelayanan
yang diberikanpun menjadi kurang optimal. Maka standar pelayanan
harus dapat dipenuhi dengan baik dan pemenuhan standar butuh dukungan dan komitmen
bersama untuk para ASN dan Non ASN yang bekerja di kementerian agama”
ungkap pria kelahiran Wonogiri tersebut
“Beberapa contoh pelatihan yang akan
digelar antara lain, e-short course,
coaching clinic, mentoring, dan pelatihan-pelatihan non klasikal
lainnya. Ke depan akan diprioritaskan kembali untuk para guru, karena masih
banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan. Sehingga nantinya indeks profesionalisme
dan moderasi bergama yang dirilis kementerian akan lebih bagi” ujar Suyatno
di akhir materi